Dampak perubahan iklim itu nyata dan akan terus memiliki implikasi yang signifikan bagi hutan dan lahan gambut dunia. Namun, penerapan langkah-langkah mitigasi dan adaptasi bisa jadi sulit bagi masyarakat yang bergantung pada hutan mengingat kurangnya pendanaan, kapasitas, dan keahlian teknis.
Berinvestasi dalam kapasitas lokal dapat mendukung pengembangan solusi mitigasi dan adaptasi yang inovatif dan hemat biaya, sekaligus meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. Ini akan menjadi krusial dalam mengatasi tantangan perubahan iklim.
Proyek mitigasi dan adaptasi berbasis hutan dapat membantu mengurangi emisi karbon dioksida melalui reboisasi, meningkatkan praktik pengelolaan lahan, dan mengurangi laju deforestasi. Namun, ada juga beberapa kendala yang perlu diperhitungkan. Misalnya, program REDD+ mungkin tidak cocok untuk semua masyarakat yang bergantung pada hutan karena aturannya yang rumit dan proses birokrasinya. Bolivia adalah contoh kasus, di mana penerapan inisiatif ini telah mengakibatkan keresahan di antara masyarakat adat.
Langkah-langkah lain dapat mencakup promosi penggunaan sumber energi alternatif seperti panel surya atau biomassa, serta memastikan bahwa hutan dikelola secara berkelanjutan. Dampak perubahan iklim tidak terbatas pada sektor kehutanan, tetapi juga dapat memengaruhi ekonomi yang lebih luas melalui berbagai sektor seperti pariwisata, pertanian, dan sumber daya air. Karena alasan ini, penting untuk mempertimbangkan bagaimana perubahan iklim memengaruhi setiap sektor dan peluang apa yang ada untuk intervensi dan kolaborasi.